Tuesday, July 29, 2008

Dlink DWL 2100AP

dwl2100.jpgProduk ini cepat sekali Hang dan bekerja tidak stabil.

Belum lagi dengan ke-frustasi-an bila kita memindah LAN dari configuration unit(Laptop 1) ke working unit(Router 1).

Device ini bahkan tidak dapat di ping dari unit yang sudah pasti memiliki mac address berbeda dengan mac address configurations unit.
Solusinya cukup aneh, yaitu mematikannya lebih dari 5 menit, dan menghidupkannya kembali; pada setiap kali kita memindah LAN nya ke unit satu ke lainnya. Hal yang sama terjadi bila link terputus.

Saya mendapatkan support dari Dlink untuk problem ini, dan diberikan Firmware baru untuk setiap HW version dari DWL 2100AP yang saya miliki. Namun masalahnya tak kunjung selesai.

Dengan modal baca-baca dan google, akhirnya ditemukan beberapa cara untuk “fixing” device multiguna ini, tetapi sebelumnya kita temukan dulu masalah-masalahnya.

  1. Sering Hang, karena terlalu Panas. Bagi yang belum tahu suhu ditempat saya pada siang hari, bisa mencapai 30`C, dan DWL 2100AP memiliki Operating Temperature hanya sampai dengan 40`C dan Storing Temperature sampai dengan 65`C. Bahasa Indonesianya mungkin berarti; ketika dihidupkan alat ini akan mengenerated suhu panas sebanyak 65`C - 40`C = 25`C. Karena suhu di tempat saya, pada siang hari 30`C maka dalam menit awal alat ini beroperasi dia sudah mencapai 55`C. Ndak heran cepat hang. :)) untungnya tidak rusak. Alat ini adalah Indoor Unit, mengunakannya sebagai Outdoor Unit dengan box yang di seal habis-habisan, tentunya juga bukan solusi yang baik.
  2. Link tidak stabil. Produk ini memang dirancang untuk menjadi produk yang memudahkan pengunanya, pintarlah istilahnya. Sehingga dari polarisasi antenna, pemilihan channel, dan penentuan rate transfer juga memiliki fallback, atau auto-sense. Masalahnya alat ini tidaklah terlalu pintar dalam melakukan itu, jadi bukan kestabilan yang diperoleh tetapi kebinggungan. proses ini tidaklah sebentar, tetapi bisa lama sekali. Sehingga lebih mudah me-restart alat ini, ketimbang menunggunya bernegosiasi.
  3. Karena semua ini alat-alat ini hampir semua kami batalkan pengunaannya, dan kami ganti dengan produk merek lain, yang relatif terbukti lebih stabil dari sharing opinion yang saya temui.

    Dalam waktu senggang saya berkesempatan untuk mengutak-atik produk tersebut dari CLI (Command Line Interface), dan cukup mengejutkan bagi saya menemukan banyak sekali “turnable” dari alat ini via telnet. Long Live Shell lah!

    • Untuk masalah panas, saya coba turunkan/samakan transmision power dari alat ini seperti alat-alat merek lain yang sekarang ini kami gunakan. DWL 2100AP datang dengan konfigurasi Power Transmittion -18db; yang artinya lumayan kenceng untuk sebuah Indoor Unit. Saya merubahnya dengan perintah set power quarter, namun perubahan tidak akan nampak dalam beberapa menit, get power akan menunjukan hasil yang diingikan setelah hampir setengah jam, jadi harap sabar.
      TransmitPower: quarter (-6 dB)
      Current Transmit Output Power 11.0 dBm
    • Untuk masalah kestabilan kecepatan, DWL 2100AP datang dengan konfigurasi rate transfer “best” artinya alat ini akan memilih sendiri kecepatan yang paling sesuai dengan medannya. Kita lihat spesifikasinya khususnya pada Receiver Sensitivity (yang memiliki annotation penting dibawah tabel spesifikasinya); kira-kira dalam Bahasa Indonesianya; makin tinggi kecepatan makin harus sedikit rintangannya. Freshnal Zone, LOS, harus pure bersih kali yah… Jadi untuk membuatnya stabil saya set rate 11, dijarikan mirip IEEE 802.11b kali yah :D tetapi bila masih belum stabil turunkan lagi rate nya. Tidak ada dokumentasi mengenai hal ini, tapi seingat saya Pak Ono Purbo pernah sebut-sebut hal ini.
    • Diversity Antena, walau tidak disebutkan, OS pada DWL 2100AP rupa-rupanya mengenal ini. Saya kurang paham, set antenna pada CLI nya ini merujuk ke Diversity antena atau ke polarisasi antena, tetapi ketika saya mengunakan set antenna 1, link saya lebih stabil pada Antenna rubber dipole bawaannya, ketimbang ketika set antenna best yang datang secara default. Pada antenna Yagi, saya harus menset set antenna 2.
    • SSH, kita bisa mematikan telnet, dan mengantinya dengan SSH dengan perintah set telnet 0
    • Untuk melihat apa-apa saja yang menimpa perangkat kita, bisa gunakan get syslog
    • set systemname dlinkku untuk merubah sistem name pada prompt dan welcome messages pada telnet menjadi “dlinkku”
    • Yang belum diexplorasi ternyata masih banyak; karena ada konfigurasi untuk vlan, rstp(re-spanning tree protocol), dan kemungkinan untuk snmp

Jadi kalau anda juga punya Access Point seri DWL 2100AP –yang sudah anda anggap “payah”, silahkan diutak-atik. Oh ya, OS pada alat ini adalah Atheros Access Point Rev 4.0.0.167, siapa tahu ada alat-alat lain pula yang mengunakannya dan memiliki CLI.

DWL-2100AP, boleh juga lah.

hehe...

2 comments:

Cah Bumen Blog's said...

wah bener banget tuch...!! artikel yg bagus...!! & penuh dengan "ISI"
sy jg pake yg namanya DWL 2100AP,
banyak kendala sy temuin....!!
kalo aku bisa dapetin solusi dari penjelasan diatas sy terima kasih banget & kalo bisa kirim via email : cah.elhek@gmail.com, karna jujur aku belum "MUDENG 100%" solusi diatas.

Terima Kasih
Salam kenal

B4ndIy0 said...

gan, mita tolong ap dwl 2100 ap saya ga'bisa diakses via telnet???????? gima ya...selalu muncul pesan "telnet"is not recognized...dstnya.
plesae gan bantu saya,....